Penyebab Napas Pendek, Apakah Pertanda Serangan Jantung?

Penyebab Napas Pendek

Mengalami napas pendek setelah aktivitas fisik yang berat, perubahan suhu yang tiba-tiba, atau saat berada di tempat tinggi merupakan hal yang wajar. Namun, bila kondisi ini terjadi hampir secara konstan, termasuk saat melakukan kegiatan sehari-hari yang ringan atau bahkan saat sedang beristirahat, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang serius.

Napas pendek bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tidak hanya terbatas pada kondisi pernapasan saja, melainkan juga dapat dikaitkan dengan masalah jantung, reaksi alergi, atau akibat dari obesitas.

Bacaan Lainnya

Penyakit jantung penyebab napas pendek

Napas pendek yang berkelanjutan dapat menandakan adanya masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung. Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas meliputi:

  1. Gagal Jantung

Gagal jantung, juga dikenal sebagai insufisiensi jantung, terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efisien untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Gejala gagal jantung selain napas pendek termasuk kelelahan, pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan area abdomen.

  1. Takikardia

Takikardia merujuk pada kondisi di mana detak jantung seseorang berlangsung lebih cepat dari biasanya, sering kali melebihi 100 detak per menit untuk orang dewasa, padahal detak jantung normal berkisar sekitar 60 detak per menit. Atrial tachycardia atau Tachycardia Supraventrikular (SVT) adalah jenis takikardia yang bisa menyebabkan napas menjadi pendek, di mana sinyal elektrik jantung beroperasi tidak normal, memerlukan penanganan medis segera.

  1. Angina

Angina merupakan indikasi dari aliran darah yang tidak memadai ke jantung, yang menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan dada. Gejala ini sering kali diikuti oleh kesulitan bernapas dan berkeringat berlebih.

Walaupun bukan penyakit, angina menandakan adanya kondisi jantung yang serius, seperti penyakit arteri koroner, yang memerlukan penanganan medis.

  1. Serangan Jantung

Serangan jantung muncul ketika aliran darah ke jantung terhambat, menyebabkan kekurangan oksigen pada jantung. Ini adalah situasi darurat yang membutuhkan perawatan segera.

Kesulitan bernapas bisa menjadi tanda awal dari serangan jantung, disertai dengan nyeri dada yang signifikan, yang bisa menjalar ke lengan, rahang, leher, dan punggung.

  1. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium (AF) terjadi ketika sinyal listrik yang mengatur detak jantung menjadi sangat tidak teratur, menyebabkan jantung berdetak tidak normal atau berdebar.

Gejala fibrilasi atrium tidak hanya terbatas pada detak jantung yang tidak teratur, tetapi juga termasuk kesulitan bernapas, nyeri dada, kelelahan, sensasi pusing atau nyaris pingsan, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.

Penyakit paru-paru penyebab napas pendek

Selain kondisi jantung, kesulitan bernapas juga bisa diakibatkan oleh masalah pada sistem pernapasan dan paru-paru, seperti:

  1. Asma

Asma ditandai dengan peradangan dan penyempitan pada jalur napas, yang menyebabkan produksi lendir berlebih. Hal ini menyulitkan proses pernapasan dan sering kali disertai dengan batuk, bunyi siulan saat bernapas, dan sesak napas.

  1. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik, atau PPOK, merupakan kondisi peradangan kronis pada paru-paru yang menyebabkan penghambatan aliran udara. Gejala PPOK meliputi kesulitan bernapas, batuk kronis, pengeluaran lendir, dan bunyi napas yang tidak normal (mengi).

  1. Covid-19

Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, adalah penyakit infeksi yang salah satu gejalanya adalah kesulitan bernapas atau sesak napas. Gejala lain termasuk demam dan batuk, yang bisa berkembang dengan cepat menjadi lebih serius.

  1. Pneumonia

Kesulitan bernapas dapat menjadi indikator pneumonia, yang merupakan inflamasi pada alveoli, atau kantung udara, dalam paru-paru. Penderita kondisi ini seringkali mengalami batuk yang menghasilkan dahak, demam, dan dalam beberapa kasus, menggigil.

  1. Emboli Paru

Emboli paru terjadi ketika arteri di paru-paru tersumbat oleh gumpalan darah, mengganggu aliran darah serta suplai oksigen ke paru-paru. Gejala umum dari emboli paru termasuk kesulitan bernapas, nyeri dada mendadak, dan napas yang cepat dan pendek. Biasanya, gumpalan darah ini berasal dari vena di kaki yang bergerak menuju paru-paru.

Kondisi kesehatan lain penyebab napas pendek

Sering kali, napas pendek dikaitkan dengan kondisi psikologis seperti serangan panik atau kecemasan dalam situasi tertentu, yang bisa menyerupai gejala serangan jantung dan menambah kepanikan.

Di luar kondisi kecemasan atau panik, kesulitan bernapas bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  1. Alergi

Reaksi alergi terjadi saat tubuh bereaksi terhadap alergen, yang bisa bervariasi dari debu hingga paparan udara dingin. Sesak napas merupakan salah satu gejala reaksi alergi yang serius, seperti anafilaksis, yang memerlukan penanganan segera.

  1. Sarkoidosis

Sarkoidosis merupakan kondisi peradangan yang jarang terjadi, yang bisa mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk paru-paru, limpa, mata, dan kulit.

  1. Obesitas

Bagi individu dengan berat badan berlebih atau obesitas, napas pendek bisa menjadi masalah yang sering muncul.

Pertolongan pertama untuk atasi napas pendek

Pendekatan dalam mengatasi napas pendek bergantung pada penyebabnya. Untuk meringankan gejala secara cepat, beberapa teknik pernapasan sederhana bisa diaplikasikan, antara lain:

  1. Pernapasan Bibir Terkatup

Teknik ini termasuk cara yang mudah untuk mengurangi sesak atau napas pendek. Mulailah dengan mengendurkan leher dan bahu Anda, tarik napas melalui hidung, kemudian hembuskan perlahan melalui mulut dengan bibir setengah terkatup seolah-olah Anda akan bersiul.

  1. Posisi Duduk Membungkuk

Saat mengalami napas pendek dalam posisi duduk, coba bungkuk ke depan sambil menopang dengan siku. Anda juga bisa meletakkan kepala di atas meja dengan menggunakan lengan atau bantal sebagai tumpuan.

  1. Posisi Tidur yang Nyaman

Untuk meredakan napas pendek, berbaringlah menyamping dengan bantal yang ditempatkan lebih tinggi untuk menopang kepala. Letakkan juga bantal di antara kaki Anda. Atau, Anda bisa berbaring terlentang dengan bantal yang menopang punggung.

  1. Pernapasan Diafragma

Lakukan teknik pernapasan ini dalam posisi duduk dengan memastikan bahu, kepala, dan leher Anda rileks. Letakkan tangan Anda di atas perut, tarik napas pelan-pelan melalui hidung dan rasakan perut Anda mengembang. Kemudian, hembuskan napas pelan melalui mulut dengan bibir seperti bersiul dan rasakan perut Anda mengempis. Ulangi teknik ini selama minimal 5 menit.

  1. Posisi Duduk dengan Kepala Miring ke Belakang

Posisi ini dapat membantu membuka saluran napas lebih lebar. Duduklah di kursi dengan punggung lurus, kemudian miringkan kepala Anda sedikit ke belakang. Tutup mata dan usahakan untuk rileks sambil mengambil napas dalam-dalam melalui hidung dan menghembuskannya pelan melalui mulut.

  1. Pernapasan Segitiga

Teknik ini melibatkan pengaturan ritme napas untuk menciptakan pola yang menenangkan. Tarik napas dalam melalui hidung selama tiga detik, tahan napas Anda selama tiga detik, kemudian hembuskan napas melalui mulut selama tiga detik. Ulangi pola ini untuk beberapa menit sampai Anda merasa lebih rileks.

  1. Pernapasan Sambil Berjalan

Jika kondisi memungkinkan, berjalanlah perlahan sambil fokus pada teknik pernapasan Anda. Ini bisa dilakukan dengan mengambil empat langkah sambil menarik napas dan empat langkah lagi saat menghembuskan napas. Berjalan sambil berfokus pada pernapasan dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan aliran oksigen ke dalam tubuh.

Pos terkait